Kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang bagaimana pengalaman saya ketika mengikuti kegiatan pagelaran drama atau Masyrohiyyah di angkatan saya. Pada semester 7, kami mendapat matakuliah masyrohiyyah/seni drama yang mana tugas akhir dari matakuliah tersebut adalah melakukan pementasan drama. Pagelaran drama adalah sebuah kegiatan tahunan dimana kami diharuskan membuat sebuah pagelaran tersebut menjadi meriah dan pementasan yang bisa membuat terkenang bagi penonton terutama kami sendiri. Bagus tidaknya pementasan drama tersebut menjadi tolak ukur dalam nilai akhir matakuliah bagi satu angkatan. Kami pun menyiapkan acara tersebut jauh-jauh hari, bahkan sebelum matakuliah ini dimulai. Mulai dari penentuan ketua, hingga panitia inti, CO hingga anggota masing-masing devisi. Satu angkatan yang berjumlah kurang lebih 160 anak wajib terlibat dalam acara tersebut. Selanjutnya adalah penentuan tema yang diangkat hingga alur kisahnya. Terdapat beberapa pilihan waktu itu mulai dari kisah Cleopatra yaitu kisah legenda Ratu Mesir, Laila Majnun dan beberapa pilihan lainnya. Hingga pada akhirnya terpilihlah tema utama yaitu kisah perjuangan Badiuzzaman Said Nursi. lebih menariknya lagi, Novel utama yang kami pakai sebagai referensi rujukan drama adalah novel yang berjudul Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy.
Bagi teman-teman yang penasaran dengan Video Trailer Masrohiyyah kami bisa ditonton disini ya..
Selanjutnya tugas kami ketika masih 10 orang waktu itu, kami wajib khatam baca novel dalam tempo satu minggu untuk direview dan dibedah minggu depan. Alhasil, ternyata dibalik kesibukan perkuliahan ternyata novel tersebut tak kunjung saya khatamkan wkwkwkwk. Akhirnya terdapat satu orang yang menceritkan kisah dari awal hingga akhir cerita tersebut. Ok, kami semua sepakat! Selanjutnya adalah penentuan sutradara untuk kegiatan drama ini, mulai dari sayembara yang tak berujung waktunya hingga pada akhrinya tertunjuklah dua orang sebagai sutradara yaitu Fauziah Kurniawati dan Ahmad Abdul Aziz. Ketika dikaji ulang lagi, terdapat sekitar 17 tokoh yang dibutuhkan untuk memerankan pagelaran drama tersebut. Melalui seleksi dan casting yang panjang ya walaupun nggak panjang-panjang amat, akhirnya terpilihlah tokoh-tokoh dalam drama tersebut dan kemudian memasuki tahap latihan. Disinilah pengalaman-pengalaman menarik yang saya alami, pada awalnya saya ditunjuk sebagai bendahara II dimana patner bendahara I-nya adalah Ratih Firdausi orang yang paling sabar dan mau melakukan tugas ekstra ketika saya berada di posisi lainnya. Iya selain tugas utama saya sebagai Bendahara II, beberapa hari kemudian saya diminta untuk mengisi peran tokoh dan MC secara bersamaan. Entah apa yang ada dibenak meraka ketika memilih saya, orang yang belum pernah terjun ke dunia theatre dan MC ditunjuk untuk melakukan hal tersebut. Pada akhirnya, saya berusaha memegang kepercayaan mereka dan berusaha melakukan penampilan semaksimal mungkin. Walaupun masih banyak yang kurang moon maaf yak gaes.. 😀
Bagi yang ingin menonton penampilan drama kami keseluruhan bisa ditonton disini ya..
Bendahara
Tugas utama saya diangkatan adalah menjadi Bendahara II, dengan patner bendahara I dan panitia inti semua masalah keuangan dapat teratasi walaupun adanya beberapa kesalahan dalam perhitungan. Banyak yang kami lakukan mulai dari menghitung sumber pemasukan, merekap semua keuangan tiap hari dan minggunya, berkoordinasi dengan Sie Pendanaan tentang keuangan dan merekap pengeluaran. Alhasil kami membagi tugas setiap data pemasukan dana langsung direkap oleh bendahara I atau semua keuangan dipusatkan di bendahara I. Kemudian saya sebagai Bendahara II, bertugas merekap semua pengeluaran uang dan mencatat tiap pembayaran melalui struk atau kwitansi pembayaran. Disamping itu juga, saya yang mendistribusikan keuangan yang dibutuhkan tiap sie kepanitiaan. Banyak hal yang kita harus hadapi, mulai dari jumlah perhitungan yang kurang pas pada fase pertengahan panitia berlangsung, hingga data-data yang kurang valid dan lain-lain. Pada akhirnya semua berhasil direkap dengan baik meskipun tak sepenuhnya baik hahaha. OK, pengalaman yang menarik bagi saya pribadi dalam menjadi bendahara. Yah begitulah.. hahaha 😀
Menjadi Pemeran Drama
Pada saat melakukan rutinitas harian, yaitu bermain hp layaknya komunitas rebahan lakukan. Tiba-tiba sebuah pesan whatsapp masuk. Pesan itu kurang lebih berisi meminta saya untuk menggantikan salah satu peran yang mana pemeran aslinya sedang tidak bisa ikut karena mengalami kecelekaan, saya pun berfikir bagaimana ya diterima atau nggak? Karena mempertimbangkan acara angkatan plus kayaknya menarik nih apalagi buat saya yang demam panggung dan suka nervous bisa jadi pengalaman buat kedepannya. OK, setuju dan ikutlah latian. Ketika hari pertama latian, saya kaget.. ini mau latihan drama atau latihan militer kenapa kok pada push up dan segala macem. Usut punya usut, sebelum kita melakukan pementasan ternyata kita juga harus punya fisik dan mental yang kuat. Waktu 2 jam latihan kita gunakan 1 jam untuk latihan fisik dan 1 jam latihan drama. Kami dididik untuk disiplin, lari keliling lapangan, push up, sit up, lari-lari kecil, hingga olahraga fisik lainnya. Kemudian kita juga berlatih mimik dan gestur tubuh bagaimana ekspresi senang, sedih, bingung, takut, berani, marah dan lain-lain. Tidak hanya itu saja kita juga berlatih bagaimana kaget dengan gestur tubuh hingga bagaimana tertawa jahat, tertawa yang wibawa, senang, riang sampai tertawa yang pura-pura bahagia eh. Semua itu kami pelajari pada masa-masa latihan.
Satu pengalaman menarik lainnya ketika menjadi pemeran adalah ketika memiliki seorang pasangan eh mulai lagi kan halunya. Waktu itu saya berperan sebagai seorang ayah yang mempunyai seorang istri dan anak. Terdapat satu cerita dimana memerankan adegan romatis bersama sang istri eaakkk.. disini kita dituntut harus bisa berperan romantis dan memberi kesan bahagia kepada penonton. Waktu itu patner saya adalah Rahna Mahesi Retnani, yang jago banget aktinya dan profesional. Demi mendapatkan cemistry diantara kita berdua, kita juga membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari agar mendapatkan feel cemistry. Makanya jangan kaget ya kalau kita lagi ngomong jadi kebiasaan manggil umi abi ahahahaa. Itu semua kita lakukan untuk bisa tampil maksimal dalam pagelaran drama tersebut. Alhasil, pementasan yang kita lakukan berhasil membuat gemuruh tepuk tangan penonton. Untuk umicuuu makasih ya sudah menjadi patner yang baik hingga pementasan berlangsung.. yeaay 😀
MC NONFORMAL
Menjadi pemeran drama bagiku adalah hal yang wajar dan justru menjadi pengalaman berharga semasa perkuliahan karena pada saat itu aku bisa melatih hal-hal yang selama ini aku takutkan demam panggung, nervous dan lain-lain. Hingga selang beberapa jam, masuklah sebuah pesan dimana saya lagi-lagi harus menggantikan posisi teman menjadi MC Nonformal. Tak pernah terlintas di pikiran untuk menjadi MC Nonformal. Saya bukan orang yang pandai bersilat lidah di depan panggung, dan tak pernah selama perjalanan hidup waktu itu menjadi MC Nonformal. Yaah.. saya merasa saya adalah orang yang kalem, lugu, gak banyak bicara dan nggak ada pantes-pantesnya jadi MC Nonformal. Pada hari itu juga saya langsung menolak, tetapi ketika berfikir lagi demi menyukseskan acara dan sebuah apresiasi bagi saya karena telah dipercayai menjadi MC Nonformal, saya pun akhirnya memilih Ok, aku akan mencobanya. Atas bimbingan Kinah selaku PJ MC yang luar biasa ini, akhirnya saya belajar dikit demi sedikit bagaimana menjadi MC Nonfromal itu. Mulai dari lihat-lihat youtube sampe ngomong-ngomong nggak jelas sendirian di pojokan hahahaha. Kemudian ditambah lagi dengan patner MC saya Fitri Fauziah akhirnya membuat saya PD untuk mengemban amanah teresebut, etdah kayak pejabat aja lu. Disela-sela latihan yang lain, saya juga berlatih sendiri menjadi MC Nonformal. Walaupun masih banyak kurang semoga memuaskanlah ya hehehe.
Begitulah teman-teman, pengalaman saya ketika ikut dalam acara pagelaran drama tersebut. Saya tak pernah membayangkan bisa memerankan 3 peran sekaligus dalam keseluruhan acara tersebut. Mulai dari selalu berkoordinasi dengan buk bendahara yang baik hati dan seluruh devisi yang membutuhkan pendanaan. Disamping itu juga saya harus meluangkan waktu 3 kali dalam seminggu bahkan tiap hari menjelang pementasan untuk menghasilkan penampilan yang terbaik. Ditambah lagi harus berlatih MC yang dimana saya harus Aktif, Ceria, Persuasif dan lain-lain. Walaupun banyak kekurangan yang saya lakukan, setidaknya itu bisa menjadi pengalaman berharga bagi saya semasa perkuliahan berlangsung. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan pada saat kepanitiaan hingga acara pementasan berlangsung semoga bisa menjadi terkesan dan pelajaran dari pesan dari drama yang ditampilkan ya guys. Kegiatan ini juga sangat-sangat terkenang bagi kami, karena bagaimana suka duka, hingga banyak problematika pada saat proses kepanitiaan berlangsung membuat kami belajar dewasa dan rasa kekeluargaan itu muncul.
Buat teman-teman yang saat ini mungkin sedang menjalani masa perkuliahan, selagi bisa melakukan pengalaman lain diluar kuliah. Hal tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai proses pembelajaran dan pengalaman. Walaupun saya takut, nerveous dan lain-lain, saya memaksa diri saya untuk melakukan hal tersebut yang mana walaupun masih banyak kekurangan setidaknya saya bisa belajar banyak hal. Ada yang pernah baca buku Seni berbicara Bodo Amat karya Mark Manson?, Beliau mengatakan ada 3 hal yang bisa kamu lakukan agar benar-benar bisa menjalani kehidupanmu dengan baik pertama yaitu jangan melulu melakukan hal yang berarah positif tapi justru kearah negatif. Melakukan hal-hal yang menuju arah positif justru akan membuatmu semakin terpuruk. Tetapi jika kamu melakukan hal yang berasosiai ke negatif kamu pun akan menaklukan dirimu sendiri. Seperti misalnya saya yang takut dan demam panggung, saya pun memaksa saya untuk melawan rasa takut itu dan akhirnya saya pun berhasil. Kemudian pilahlah mana kepentingan yang harus kamu lakukan dibandingkan dengan kepentingan yang lain pada akhirnya kita juga harus bersikap bodo amat pada setiap hal yang memang ia dapatkan dan tidak berimpact kepadam kita. Sekian pengalaman saya mengenai acara ini, terimakasih telah membaca dan semoga bermanfaat ya guys! 😊
kok seru ya bisa terlibat dalam kegiatan drama seperti itu, saya pernah terakhir kali ikut drama sekolah ketika SMA, itu pun drama komedi gitu . . . sangat menyenangkan . .
Seru juga latihannya. Ampe push up dan lari-lari.
Dulu kuliah saya pernah ikut latihan drama, ya mata kuliah drama sih. Aku jadi malin kandang, ngtuk ibunya…wkwkks… parodi…
Kalau dugaanya saya tidak salah tentunya Abang yang mengusulkan Novel Api Tauhid sebagai referensi. Bukankah begitu?
Waw waw….. Mantap bang. Ada butir-butir pengalaman untuk menjadi pemain film.
Semoga sukses dan tambah maju. Tidak hanya di ofline, tapi sampai ke layar lebar. Amin
buka sih sebenarnya lebih tepatnya waktu itu ada tim inti yang membahasa tema awal akhirnya terpilihlah Novel Api Tauhid
Wah keren ya pementasannya berlangsung lancar dan penonton senang. Bisa triple gitu jobnya hihi, salam sama Umi yaaa…
Bisa dibilang begitu kak.. seru dan terkenang apalagi di semester akhir sebelum kelulusan hehehe
iya masih kuliah dan ini termasuk matakuliah juga.. wah seru tuh kayaknya jadi Malin Kundang
iya bener banget Fin, prosesnya tuh walaupun berat tapi bener2 terkenang hehhe
Sebenarnya belum ada minat ke situ bang.. cuman cari pengalaman aja hehehe
Alhamdulillah mbak, iyaps nanti saya sampaikan hehehe
Abis baca cerita ini cerita ini jadi teringat keinginan lama ingin main drama atau teater, cuma kalaupun dikasih kesempatan saat ini, bakal mikir2 dulu, soalnya itu lah, suka demam panggung. Hehe
Iya mas sama.. saya juga suka demam panggung.. tapi ya saya maksa aja demi diri sendiri hhehe
Eaaa abi..umi..ntar jadi keterusan nggak tu sampai jadi yg halal *eh
Itu tuh dialognya dihapal semua kan ya duh saya mah ga kuat dah
Yang bagian tugas baca novel, itu sumveh asik bangeeettt. Baru kerasa sekarang, kangen sama tugas kayak gitu. Huhu. Dulu saya juga termasuk siswa yang males disuruh-suruh bikin esai atau presentasi dr novel yg dibaca. Kalo nyuruh baca, yaudah baca aja buat hiburan dan edukasi. Gosah nambah-nambahin kerjaan. Wkwkwk.