Desa Adat Perkuat Identitas dan Ekonomi Bangsa

Indonesia merupakan negara berkepulauan dengan berbagai macam kesukuan yang ada. Tiap suku memiliki adat istiadat yang senantiasa mereka jaga dari leluhur mereka. Hingga saat ini desa adat masih menunjukkan eksistensinya di bumi pertiwi. Di era gempuran dunia ekonomi dan teknologi, masyarakat dunia tidak bisa mengelak akan terjadinya modernisasi.. Hal ini menyebabkan terbentuknya masyarakat kota yang memiliki kultur komunitas yang heterogen sehingga mulunturkan adat istiadat yang sudah ada. Maka dari itu, adanya desa adat menjadi tameng atau wujud eksistensi penguat identitas negeri di bumi pertiwi. Namun, jika kita telaah lebih lanjut, siapakah sebenarnya masyarakat adat itu?

Siapakah Masyarakat Adat itu?

Beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah webinar yang diselenggarakan oleh #EcoBloggerSquad dan Aman.id. Narasumber yang hadir pada saat itu adalah Kak Rukka Sombolinggi, beliau menjelaskan bahwa Masyarakat Adat di Indonesia terbagi menjadi beberapa definisi yaitu:

1. Sekelompok manusia yang oleh ikatan geneologis dan/atau teritorial yang menyejarah turun temurun lintas generasi, memiliki identitas budaya yang sama dan memiliki ikatan bathiniah yang kuat atas suatu ruang geografis tertentu sebagai rumah bersama yang dikuasai, dijaga dan dikelola secara turun temurun sebagai wilayah kehidupan dari leluhurnya.

2. Connectedness: Pencipta, leluhur, semesta/bentang alam, sesama manusia (kekerabatan) dan makhluk lain yang terlihat dan tidak terlihat punya roh.

3. Ikatan Bathiniah dan Kesetian yang kuat antara masyarakat adat dengan wilayah adatnya ini telah membentuk kosmologi, budaya dan kehidupan spiritual mereka yang tidak terpisahkan dari alam semesta di sekitarnya.

Desa Adat Jaga Alam tetap Lestari

Berkembangnya industrialisasi membuat wilayah penghijauan semakin berkurang dikarenakan banyaknya proyek industri sebagai pengembang ekonomi. Hal ini menjadi hal yang mengkhawatirkan jika daerah penghijauan atau alam Indonesia semakin berkurang. Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa Indonesia merupakan paru-paru dunia karena daerah penghijauan atau alamnya yang terkenal di dunia. Adanya masyarakat adat ini juga turut membantu kelestarian alam dan penghijauan. Hal ini dikarenakan hubungan mereka dengan alam yang tidak terpisahkan.

Pandangan dunia atau cosmovision yang holistic inilah kekuatan masyarakat adat sebagai penjaga bumi dan pelindung hutan yang sudah teruji. Sudah terbukti khususnya dalam kondisi dunia sedang menghadapi berbagai krisis global, seperti krisis perubahan iklim dan juga saat ini dengan pandemic COVID-19. namun, Cosmovision dan masyarakat adat sendiri pun tersingkir dalam derap industrialisasi sejak 250 tahun lalu dan modernisasi yang menyertainya.

Desa Adat Perkuat Ekonomi Bangsa

Saat ini kita sering mendengar bahwa banyak orang beranggapan jika mereka  merantau ke kota akan mampu merubah nasib ekonomi mereka. Padahal berdasarkan realita yang terjadi, orang yang merantau ke kota dan tidak iringi dengan taraf pengetahuan yang baik maka justru akan meningkatkan pengangguran dan menambah populasi masyarakat kota tersebut. Padahal dengan kekayaan alam yang ada Desa Adat juga dapat menjadi sumber ekonomi yang baik dan justru memperkuat perekonomian negara.

Salah satu gerakan menjadi dorongan bersama adalah Gerakan Pulang Kampung (GPK) dan Kedaulatan pangan. GPK ini memiliki tujuan yaitu menyerukan kembali kepada masyarakat adat di kota untuk kembali ke desa adat untuk mengurus kembali wilayah adatnya. Insiatif dari GPK ini merupakan bentuk responsip atas pandemic  COVID-19, yaitu terbentuknya Gerakan Kedaulatan Pangan.  yaitu suatu gerakan yang mengelola wilayah adat melalui usaha-usaha tani dan kebun berbasis pangan lokal dan kearifan tradisional serta semangat gotong royong.

Melalui upaya-upaya tersebut menjadi langkah-langkah positif bagi desa adat dalam menjaga eksistensi desa adat di tiap komunitas wilayah adat masing-masing. Masyarakat adat hadir sebagai stake holder dalam melanjutkan adat istiadat dari generasi ke generasi agar tidak tergerus oleh moderenisasi dan globalisasi. Melalui terobosan tersebut, adanya kekayaan alam yang melimpah menjadikan desa adat juga mampu menjadi sumbangsih perekonomian negara dengan memanfaatkan tani dan kebun sebagai kedaulatan pangan negara.

Penulis: Muhammad Dzikrullah

Travel and Culinary Blogger, Copywriter, and Arabic Teacher.

11 thoughts on “Desa Adat Perkuat Identitas dan Ekonomi Bangsa”

  1. Perlu ya untuk mempertahankam budaya dan adat yang baikyang bisa jadi karakter bangsa. Perlu masarakat adat bisa memberdayakan daerahnya du segala bidang

  2. memang kalau dipikir2 tuh org yg merantau ke kota kan kdg dari ajak2an yah,, semisal di kota duitnya lebih ada, di kota bisa cepet sukses.
    padahal kalau tdk diimbangi dengan skill dsb ya sama saja :)) malah lebih berat hidup di kota kalau penghasilannya nggak ada.

    GPK ini bisa jd salah satu cara yaa, tp tentu harus detail jg mungkin dr pemerintah bagaimana detail2nya. jadi masyarakat yg skillnya kurang jg paham mereka harus gmn dsb2 🙂

  3. Desa Adat juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata asal pengelolaannya baik dan benar, kalau bisa dijadiin tempat wisata dengan pengelolaan yang bagus, bisa berdampak positif bagi masyarakat dari Desa Adat tersebut.

  4. jadi peran desa adat sebagai susunan asli yang mempunyai hak-hak asal usul berupa hak mengurus wilayah (hak ulayat) dan mengurus kehidupan masyarakat hukum adatnya sangatlah penting ya

  5. masyarakat adat memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan bisa dibilang kepedulian terhadap hutan juga besar.
    kita mungkin sebagai pendatang misalnya, kalau dateng ke tempatnya akan berpikiran kalau daerahnya bener bener alami dan masih terjaga dengan baik. Pasti ikutan bangga juga.

    masyarakat adat Indonesia yang masih ada atau eksis sampe sekarang pasti membuat warga asing makin penasaran dan makin ingin kenal dekat dengan bangsa kita

  6. Sekarang kalau saya amati, banyak desa dan masyarakat adat yang dikelola jadi desa wisata. Jadi memang antara penduduk desa dan kota bisa tetap saling bersinergi hubungan mutualisme.

  7. Memang stereotype sekolah dan bekerja di kota ini menjadi sebuah acuan sukses seseorang. Sangat jarang sekali yang mau kembali ke asal daerahnya dan membangun daerahnya kembali. Semoga dengan banyaknya inovasi dan berkembangnya teknologi, masyarakat adat tetap dengan penjagaannya yang terbaik untuk bumi, sedangkan kita yang di kota juga turut bergerak aktif melakukan hal yang sama agar bumi tetap lestari dan nyaman dihuni hingga ratusan jutaan tahun ke depan.

  8. Makanya tuh aku salut sama Pemerintah yang menjaga kelestarian suku adat di setiap daerah tertentu demi keseimbangan ekosistem alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version