Skip to content
Jejak Panorama
Menu
  • TIPS
  • WISATA KULINER
  • EDUKASI
  • UMUM
  • FIKSI
  • EVENT
  • FILM
  • OTOMOTIF
  • HOTEL
  • KAMPUS
  • SKINCARE
  • TEKNOLOGI
  • LIFESTYLE
  • WISATA TEMPAT
  • KEUANGAN
  • KESEHATAN
Menu

Mengenal Ciri Disleksia pada Anak

Posted on 13 Oktober 201928 Maret 2022 by Muhammad Dzikrullah
Disleksia pada Anak
Tahukah teman-teman dengan film bollywood terkenal yaitu Taare Zaman Par? Film lawas yang diperankan oleh aktor kondang Amir Khan itu sungguh membuat kita terharu dan menangis akan alur cerita yang dibawa. Iya film tersebut menceritakan tentang seorang anak yang memiliki penyakit tertentu yang tak banyak diketahui oleh orang lain. Ia dicap sebagai anak yang bodoh dan lambat dalam belajar. Disamping itu juga ia tertekan oleh orang tuanya yang tidak mengetahui bakat terpendamnya. Akibat hal tersebut hati anak tersebut hancur dan tak tentu arah. Hingga pada akhirnya datanglah seorang guru yang diperankan oleh Amir Khan yang mengetahui penyakit anak tersebut dan mengobatinya berangsur-angsur hingga sembuh kembali. Pada akhirnya anak tersebut menemukan keahliannya dan bisa ceria kembali. Tahukah teman-teman apa penyakit yang diderita oleh anak tersebut? Iya.. penyakit yang diderita anak tersebut adalah penyakit Disleksia. Tak banyak yang tahu tentang penyakit ini, maka dari itu simak lebih lanjut tentang penyakit Disleksia ini ya.

Masih banyak dari kita yang belum tahu penyakit dengan nama Disleksia ini. Padahal Disleksia adalah gangguan pada penglihatan dan juga pendengaran yang disebabkan oleh kelainan saraf yang ada di otak, sehingga anak megalami kesulitan membaca. Atau bisa juga diartikan sebagai ketidakmampuan belajar neurologis yang disebabkan ketidakmampuan atau penurunanan kemampuan otak dalam menerjemahkan informasi baik visual dan auditorial yang diterima oleh mata juga dan telinga ke dalam bahasa yang dimengerti.  Anak anak dnegan disleksia bukan berarti buta atau tuli. Mereka mendangar, namun mereka tidak mampu menuliskanya pada kertas. Mereka hanya memahami kata-kata yang didengar, namun mereka kesulitan untuk menulis ulang dan juga bingung dengan susunan huruf-huruf. Atau ketika mereka sedang membaca, mereka sering kali melewatkan beberapa huruf, suku kata, bahkan kata dan juga frasa. Mereka membaca seolah huruf-huruf berlompatan dan terbolak – balik. 

Penyebab Disleksia adalah dari faktor genetis. Tidak harus langsung dari orangtua, namun bisa jadi dari buyut-buyut mereka kakek-nenek, Hampir 5%-10% anak-anak diseluruh dunia mengalami gangguan ini. Dan yang paling penting jangan sampai menyebut anak-anak dengan gangguan Diseleksia dini adalah anak yang bodoh. Karena faktanya anak anak disleksia sendiri justru memiliki IQ yang lebih tinggi daripada anak-anak normal. 

Pada dasarnya penyandang disleksia adalah seorang yang tajam secara visual, berintuisi tinggi dan seorang pemikir multidimensional.  Apa yang mereka alami merupakan kecacatan dalam sistem saraf mereka. Bukanlah cacat dalam kemampuan secara intelektual. Kesalahpahaman yang sering terjadi kalu menggap bahwa anak-anak yang tidak bisa membaca dan menulis, juga mengeja dengan benar adalah anak-anak bodoh dan juga pemalas. Namun jangan dulu nge-judge atau memvonis sebelum melakukan tes dan pemeriksaa dengan hasil yang kaurat. 

Mengetahui gejala awal anak-anak dengan gangguan disleksia, asalkan orangtua cermat memperhatikannya. Coba ambil sebuah buku cerita bergambar, lalu mintalah si kecil untuk menceritakan gambar yang ia lihat, Penyandang disleksia biasanya akan mengungkapkan dengan cerita tidak nyambung dengan gambarnya. Kemudian bacakanlah buku cerita itu dengan suara yang kerang dan berulang-ulang. Lalu minta si kecil untuk menceritakannya kembali. Jika ia masih menginterpresentasikannya dengan gambar dan cerita yang tidak nyambung, maka kemungkinan besar anak tersebut mengalami disleksia. Cara lain untuk mengenalinya bisa juga dengan memberikannya soal-soal secara lisan. Anak-anak disleksia mampu menjawab berbagai soal yang dibacakan atau diajukan secara lisan. Namun ketika menghadapi soal tertulis dengan soal yang sama, mereka mengalami kesulitan. 

Beberapa indikator lain, seperti lambat mengeja dan membaca, atau sering kali merasa ragu dan juga tidak yakin. Melewatkan huruf, suku kata, kata bahkan frasa saat membaca dan menulis. Atau sering kali urutannya salah, Tidak seperti kata atau kalimat yang diperintahkan atau ingin ia tulis sendiri. bisa dilihat juga dari cara membaca saat mengabaikan tanda baca. Mampu menghubungkan kata per kata, namun saat diulangi atau saat menemukan kata yang sama mereka tidak mengenalinya lagi. juga melihat huruf seolah-olah mundur dan terbalik, Begitu juga saat menuliskannya. Ada pula yang suka membuat kata-kata sendiri yang tidak memiliki arti, mengalami sakit kepala atau sakit perut saat mengeja dalam waktu yang lama. 

Seoarang anak dinyatakan disleksia apabila mereka telah menjalani serangkaian tes khusus untuk para penyandang disleksia. Jika anda sudah membaca artikel diatas terdapat ciri di anak anda. Segera menghubungi psikolog agar dilakukan penanganan sejak dini.

28 thoughts on “Mengenal Ciri Disleksia pada Anak”

  1. Astria tri anjani berkata:
    14 Oktober 2019 pukul 10:41 pm

    Ya ampun, film ini benar-benar bikin saya kuras air mata. Nangis terus sampai mata bengkak. Dari film ini juga saya tahu soal disleksia dan menurut saya mereka adalah manusia yang unik….

    Balas
  2. Ahmad Dzikrullah berkata:
    14 Oktober 2019 pukul 11:27 pm

    Sudah nonton ya kak, emang bener kak filmnya bagus sekali.. untuk masyarakat Indonesia juga tak banyak yang tahu kk tentang penyakit ini.

    Balas
  3. Rindang Yuliani berkata:
    15 Oktober 2019 pukul 3:19 am

    Menderita disleksia bukan berarti negatif ya. Hanya perlu perlakuan dan penanganan orangtua agar anak dapat memahami dirinya dg lebih baik saja.

    Balas
  4. Bondan Murdani Soleh berkata:
    15 Oktober 2019 pukul 3:39 am

    Di unur berapa kiranya di tes gambar,
    tare zamen par. Sepertinya gambarannya nyambung.

    Balas
  5. Ahmad Dzikrullah berkata:
    15 Oktober 2019 pukul 11:26 am

    Iya bener, itu bukan negatif.. justru mereka rata2 punya IQ yg tinggi.. hanya saja butuh penanganan yg tepat

    Balas
  6. Ahmad Dzikrullah berkata:
    15 Oktober 2019 pukul 11:27 am

    Iya mas.. masih anak2 kalo Ndak salah hehe

    Balas
  7. Tika berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 4:31 am

    Belum nonton filmnya nih, mau berburu dulu ah, penasaran…

    Balas
  8. laili umdatul khoirurosida berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 9:33 am

    Waah aku belum nonton nih

    Kadang emang jadi orang dewasa harusnya sabar ya kalau ngajarin anak, kalau dikira ngga ngerti2 ya bukan berarti bodoh .. mungkin ada yang perlu dipahami tentang anak tersebut.

    Balas
  9. Ilham Sadli berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 11:44 am

    Disleksia ya, sering mendengarnya tetapi tetap saja sulit untuk mengidentifikasinya jika sudah dilapanga

    Balas
  10. Dahlia Siregar berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 3:32 pm

    Huwaaa…aku udah galfok di pembukaan tulisan. Ada babang amir khan. Jadi pengen nonton film2nya lg aku tuh. Belakangan memang film2 amir khan ini syarat dgn pendidikan yg patut di contoh.

    Balas
  11. Ahmad Dzikrullah berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 4:45 pm

    Yukk mbak ditonton, hehe

    Balas
  12. Ahmad Dzikrullah berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 4:46 pm

    Yapp, bener banget mbak.. semoga saja bisa terus belajar dan belajar..

    Balas
  13. Ahmad Dzikrullah berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 4:47 pm

    Iya, sepertinya ada keilmuan tersendiri mas.. hehe

    Balas
  14. Ahmad Dzikrullah berkata:
    16 Oktober 2019 pukul 4:48 pm

    Semacam bertemu aktor idola ya mbak.. wkwkwk

    Balas
  15. iluvtari berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 2:49 am

    aku gak suka film india. film india juga gak suka aku. tapi infonya bermanfaat, makasih mas!

    Balas
  16. Ahmad Lamuna berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 3:35 am

    Film-nya menginspirasi. Kegigihan Salman Khan sebagai seorang guru patut dijadikan teladan oleh para pendidik. Selain itu memang banyak orang yang tidak paham dengan penyakit disleksia. Informasi ini perlu disebarkan agar masyarakat semakin paham

    Balas
  17. Fadli Hafizulhaq berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 1:16 pm

    Pengetahuan yang bermanfaat. Terlepas dari ketidakmampuan anak membaca karena disleksia ini, baiknya orang tua tidak mempersempit kecerdasan hanya sebatas kecerdasan logika dan linguistik saja, jenis kecerdasan kan banyak ya

    Balas
  18. Lina W. Sasmita berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 1:22 pm

    Jadi ingat pernah nonton film ini. Keren banget filmnya dan bikin nangis. Oertama kali tahu tentang penyakit disleksia ya dari film ini.

    Balas
  19. Syilviya Romandika berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 2:06 pm

    Film yang masuk folder dengan warning: Jangan Dihapus!!! Sebab masih sering pengen nonton. Orangtua harus peka dengan segala hal terkait anak, agar hal-hal kurang tepat terdeteksi dan teratasi sedini mungkin

    Balas
  20. Ahmad Dzikrullah berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 9:53 pm

    Saya kira yang dimaksud Amir Khan ya mas? HeheBetul mas sangat bermanfaat sekali..

    Balas
  21. Ahmad Dzikrullah berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 9:52 pm

    Waduh.. kok begitu mbak, semacam ada pengalaman yg kurang begitu baik dengan film india mbak..
    Sama-sama mbak

    Balas
  22. Ahmad Dzikrullah berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 9:54 pm

    Iya setuju, takaran anak pintar itu bukan mereka yang pintar di bidang sains saja, tapi keilmuan lain juga bisa.

    Balas
  23. Ahmad Dzikrullah berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 9:55 pm

    Berarti sama dengan saya mbak.. hehe

    Balas
  24. Ahmad Dzikrullah berkata:
    17 Oktober 2019 pukul 9:56 pm

    Wah sama, saya juga sudah nonton film ini berkali-kali saking bagusnya.. hehe

    Balas
  25. Dahlia Siregar berkata:
    21 Oktober 2019 pukul 2:11 am

    Idola banget aku mah sama amir khan..

    Balas
  26. Dewi Rieka berkata:
    25 November 2019 pukul 11:43 am

    Penyakit ini sering dijadikan tema buku atau film di luar negeri, hanya di Indonesia belum terlalu banyak yang bagikan..padahal penting sekali, karena anaknya sering dikira bodoh padahal disleksia..

    Balas
  27. Ahmad Dzikrullah berkata:
    25 November 2019 pukul 5:21 pm

    iya bener banget mbak, makanya kita juga perlu belajar akan hal tersebut.

    Balas
  28. Ping-balik: Review Film SKY CASTLE Potret Pendidikan Kaum Elite Korea Selatan - JEJAK PANORAMA

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tapak Jejak

Halo Semua! Selamat datang di jejakpanorama.com. Blog ini berisi tentang tempat-tempat yang pernah saya kunjungi, rekomendasi staycation, kuliner, dan berbagai informasi menarik lainnya.

Yuk dukung dan support saya jika konten atau tulisan saya bermanfaat ya!

Kamu bisa dukung saya di sini https://trakteer.id/dzik_jp/link

Terima kasih.

JEJAK POPULER

Contact us

Jika ingin bekerja sama, silahkan hubungi saya ke alamat email berikut:

dzikrulahmad11@gmail.com

Tempat saya berlangganan website murah dan mudah Klik di sini, konsultasi lebih lanjut dapat menghubungi saya melalui akun sosial media yang tertera.

Jadi blogger cuan dengan join Seedbacklink, KLIK DISINI!

 

Temukan Kami

Alamat Email 

dzikrulahmad11@gmail.com

Sosial Media
Instagram : @jejak_panorama @dzik_jp
Twitter  : @jejakpanorama

 

Jejak Trip

  • BALI
  • MALANG
  • LOMBOK
  • BLITAR
  • JEMBER
  • JEMBRANA
  • PACITAN
  • BANYUWANGI
  • JOGJAKARTA
  • BATU

Menu

  • Beranda
  • Tentang
  • SITEMAP
  • Kontak
  • Portofolio
Banner Bloggercrony
Seedbacklink
© 2025 JEJAK PANORAMA | Powered by Superbs Personal Blog theme
Go to mobile version