Puisi: Negeri Seribu Dimensi

Ketika egoisme merangsek menembus akal

Ketika benci menjadi fitrah naluri
Ketika dengki mendarah daging didalam hati
Pongaklah sudah gigi ibu pertiwi

Ketika mata tak sanggup melihat kenyataan
Ketika hati tak sanggup menerima kebenaran
Ketika perbedaan adalah alasan sebuah kehancuran
Air mata Ibu pertiwi pun kembali bercucuran

Wahai kau pecinta aksi,
jangan lukai kami dengam caci
Wahai kau penyanjung gengsi
Jangan bunuh kami dengan maki

Biarlah hubungan ini tetap suci
Kan Selalu terpatri di sanubari
Biarlah kami tetap meninggi
Karena kami pejuang toleransi

Biarlah hati ini berserah diri
Karena kami pecinta syurgawi
Biarlah kami menjadi saksi
Walaupun harus menempati bui

Ketika agama menjadi janji suci
Tapi hati tetap saling mengasihi
Ketika suku menjadi identitas diri
Tapi jiwa tetap menjunjung toleransi

Kita ada karena kita beda,
Kita beda karena kita berjuang bersama
Kita bersama karena kita Saudara
Kita Bersaudara karena kita Indonesia

Penulis: Muhammad Dzikrullah

Travel and Culinary Blogger, Copywriter, and Arabic Teacher.

Satu tanggapan pada “Puisi: Negeri Seribu Dimensi”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version