Lombok Youth Camp: 9 Nilai-Nilai Rahmatan lil Alamin sebagai Konsep Perdamaian

Lombok Youth Camp adalah sebuah kegiatan yang dihadiri oleh 200 Mahasiswa yang terdiri dari 100 Mahasiswa dan 100 Mahasiswi yang berasal dari perguruan tinggi Islam Se-Indonesia yang terpilih untuk mengikuti sebuah Camping/kemah dengan konsep perdamaian di Pantai Klui, Lombok dalam naungan Nusatenggara Center. Para mahasiswa ini pun mendeklarasikan diri untuk menjadi agen perdamaian dalam menjaga persatuan negara Indonesia. Jika melihat dari asal kampus peserta terdapat 50 orang yang berasal dari pulau Sumatra, kemudian disusul dengan 77 orang dari pulau Jawa. Dari Nusa Tenggara Barat sebagai tuan rumah terdapat 39 Orang, selanjutnya dari pulau Kalimantan terdapat 8 orang. Kemudian dari pulau Sulawesi 18 orang dan Maluku 4 orang. Pulau terakhir yaitu pulau Papua berjumlah 4 orang. Jika ditotal kesuluruhan maka terdapat 200 orang pemuda/i dari seluruh Indonesia.
 
Lombok Youth Camp atau yang biasa disebut sebagai LYC ini memiliki jargon yang berasal dari kata ISLAM. Kata tersebut merupakan konsep perdamaian yang memiliki singkatan yaitu (I) (S)ee, I (L)earn, I (A)ct, I (M)ove on. Singkatan tersebut memiliki makna tersendiri, mulai dari kalimat I See berarti kita dituntut untuk melihat sekitar kita dan mengerti apa yang sedang terjadi disekitar. Kemudian I Learn yang bermakna kita belajar suatu hal dari apa yang sedang terjadi. I act bermakna kita melakukan aksi atau tindakan untuk menjadi lebih baik. Terakhir adalah I Move on berarti kita siap bergerak dan menyebarkan kebaikan tersebut kepada siapapun untuk perdamaian bangsa.
 
Dalam buku Modul Lombok Youth Camp ini terdapat 9 nilai-nilai konsep perdamaian yang yang tercermin dari Islam yang Rahmatan lil Alamin, yaitu menjadikan Islam sebagai Rahmat bagi seluruh Alam. Berikut penjelasan mengenai nilai-nilai Rahmatan lil Alamin.
 
       1. Kemanusiaan
Sikap memanusiakan manusia atau memandang manusia secara mendasar sama dan sederajat merupakan sikap humanis yang akan ditekankan dalam Islam. Sikap humanis memandang manusia bukan dari tampilan fisiknya, bahasanya, etnisnya, bahkan agamanya sekalipun karena penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat primordialisme tersebut. (QS 95 ayat 4 dan HR. Muslim No. 2564)
 
       2. Keadlian
Adil artinya tidak memihak, mengukuti atau sesuai dengan aturan serta menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil bisa juga berarti keseimbangan antara hak dan kewajiban. Islam sangat menganjurkan berbuat adil. Dalam Alquran Istilah adil disebut “adl” dan “qisth”.(QS Almaidah ayat 8 dan QS. Annisa ayat 58).
 
       3. Egalitarianisme
Suatu pandangan yang menganggap bahwa pada dasarnya semua orang statusnya setara sekalipun diantara mereka terdapat perbedaa-perbedaan dalam usia, intelektualitas, ras, etnis, status sosial ekonomi, aspirasi, politik, silsilah kebangsawanan, penampilan fisik, agama, kecerdasan, bakat dll. Elemen dalam egalitarianisme adalah Pandangan positif, apresiasi, empati, komunikasi, interaksi, kerja sama, pelayanan, dan pemberdayaan.(QS. Alhujurat Ayat 13).
 
       4. Musyawarah
Musyawarah adalah menyelesaikan persoalan dengan mengambil keputusan yang dilakukan bersama. Usaha untuk menyelesaikan persoalan secara bersama dianggap lebih produktif dan lebih bisa dipertanggungjawabkan daripada usaha individu betapa pun hebatnya individu tersebut. Islam menganjurkan kepada manusia untuk menyelesaikan persoalan melalui Musyawarah. Musyawarah didasari oleh kasih sayang, solidaritas/perasaan senasib, tolong menolong.(QS. AL Imron ayat 159).
 
5. Pluralisme
Pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk. Pluralisme dapat diartikan kesiapan untuk menerima kemajemukan. Perbedaan manusia yang satu dengan lainnya sudah didesain Allah sebagai sesuatu yang memang harus diterima. Pluralisme agama sering disalahpahami sebagai paham yang menyamakan semua agama dan menganggap relatif semua agama. Pluralisme agama semestinya dipahami bahwa seseorang tetap berpegang teguh pada agama yang dianutnya dan meyakini agama yang dianutnya dan meyakini agamanya yang terbaik bagi dirinya. Meskipun demikian, dia menyadari dan memahami bahwa penganut agama lain juga berkeyakinan yang sama mengenai agama mereka yang terbaik.(QS Hud ayat 118 dan al-Baqarah ayat 62).
 
       6. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai antara individu dengan individu, kelompok dengan masyarakat, maupun yang lainnya. Toleransi diperlukan untuk menghadapi realitas kehidupan dunia yang pluralitas dan kompleks. Dalam intern agama sendiri, toleransi diperlukan untuk menghindari gesekan dan benturan perbedaan paham “truth claim” klaim bahwa dirinya yang paling benar sedangkan orang lain salah.
Toleransi antarumat beragama”sikap saling menghormati dan menghargai pemeluk semua agama lain,”tidak memaksakan keyakinan agamanya kepada pemeluk agama lain”. Toleransi sosial yaitu sikap saling menghargai antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya, kelompok mayoritas melindungi kelompok yang minoritas, kelompok elite tidak menindas kelompok awam/bawah. (QS. Al Kafirun ayat 6).
 
       7. Moderatisme
Islam sangat mengutamakan sikap moderat (tawasuth/wasathiah) atau seimbang dalam segala hal, yaitu mengambil jalan tengah diantara dua kutub ekstrim yang saling berlawanan. Lawan moderat adalah radikal dan ekstrim. Sikap moderat dalam beragama ditunjukan ketika penganut agama tidak berlebih-lebihan, menjaga keseimbanagn dan memilih jalan tengah.(Qs al-Furqon ayat 67).
 
       8. Inklusivisme
Suatu pandangan yang menganggap semua orang sebagai bagian dari dirinya sendiri sekalipun di antara mereka terdapat banyak perbedaam sosiologis. Catatan bahwa inklusivisme tidak berkonotasi membenarkan semua pandangan orang, tetapi lebih sebagai cara pandang yang menganggap semua orang sebagai keluarga besarnya. Hal yang paling mendasar yaitu Berbuat baik, partisipasi, empati, dan saling koreksi.(QS Anahl 125).
 
       9. Gender Awareness
Suatu kesadaran bahwa secara prinsip komunitas lak-laki dan perempuan memiliki kedudukan, staus, hak, kewajiban dan tanggungjawab yang sama dalam memajukan kehidupan secara keseluruhan (sekalipun diantara mereka terdapat banyak perbedaan baik secara fisik maupun nonfisik). Hal yang mendasar yaitu Apresiasi harga diri, Pengakuan hak, pandangan positif, interpretasi, peran sosial.
 
Referensi konsep perdamaian buku ini berdasarkan Buku Modul Lombok Youth Camp 2018   
 
 

Penulis: Muhammad Dzikrullah

Travel and Culinary Blogger, Copywriter, and Arabic Teacher.

2 thoughts on “Lombok Youth Camp: 9 Nilai-Nilai Rahmatan lil Alamin sebagai Konsep Perdamaian”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version