Review Film SKY CASTLE Potret Pendidikan Kaum Elite Korea Selatan

 
            Semenjak 30 tahun terakhir Korea Selatan berhasil memajukan negaranya dalam berbagai aspek mulai dari perekonomian hingga produk teknologinya seperti LG ataupun Samsung yang terkenal hingga mancanegara. Disamping itu juga peran KPOP juga memengaruhi eksistensi budaya Korea Selatan yang tersebar hingga di kancah dunia. Namun, seiring berkembang pesatnya negara Korea Selatan muncul beberapa permasalahan yang timbul ditengah-tengah masyarakat korsel, salah satunya yaitu dalam aspek pendidikan. Para orang tua menuntut anak-anak mereka untuk trus belajar dan supaya mereka bisa masuk ke jenjang akademi bergengsi di negara tersebut. Hal tersebut mereka lakukan demi eksistensi status sosial di kaum elite. Kisah ini pun tergambarkan dalam drama korea yang berjudul Sky Castle.
 

Saya pun tertarik untuk review Sky Castle ini karena pesan moral yang disampaikan juga sesuai bagi beberapa kalangan masyarakat di Indonesia. Review film yang berjudul Sky Castle ini merupakan film yang mengisahkan tentang bagaimana para orang tua di perumahan elite menginginkan anaknya menjadi pintar dengan kehendaknya supaya bisa masuk perguruan tinggi ternama di Seoul dan bahkan ada yang rela mengeluarkan banyak uang agar anaknya bisa masuk kuliah di fakultas kedokteran Seoul. Padahal bagi sebagian anak di perumahan tersebut justru tidak menginginkannya atau bahkan tidak bahagia atas apa yang orang tua lakukan kepada anak-anak di perumahan elite. Sehingga dapat memberi tekanan kepada anak-anak tersebut.
            Kisah ini diawali dengan 4 keluarga yang hidup di perumahan elite Sky Castle, mereka menyekolahkan anak-anak mereka dan mendidiknya  secara ekstra atas tuntutan orang tua masing-masing agar anak-anak tersebut bisa menjadi murid terbaik di sekolahnya. Namun hal ini para orang tua jadikan sebagai alat untuk menyombongkan diri kepada para elite lainnya. Sehingga para orang tua lainnya terus memberi tekanan kepada anaknya untuk terus belajar hingga bisa menjadi nomor satu di sekolahnya. Terlebih lagi banyak tuntutan agar anaknya harus masuk kampus ternama sesuai kehendak orang tuanya. Sehingga dari mereka berlomba-lomba mencari cara dan rela mengeluarkan banyak uang untuk membayar tutor privat demi pendidikan anak-anaknya.
 
            Adanya tutor privat justru menjadi malapetaka bagi para keluarga di perumahan elite tersebut, segala ambisi yang diinginkan para orang tua kepada anaknya mengakibatkan kehancuran bagi keluarga itu sendiri. Hingga pada akhirnya membuat anak tersebut justru kecewa atas kehendak dan pilihan orang tuanya yang mengakibatkannya(Young Jae) kabur dari rumah serta membuat orang tua itu bunuh diri(Myong Joo) atas kehancuran yang terjadi dalam keluarganya. Selang beberapa hari kemudian keluarga itu pun hancur dan memutuskan untuk pindah, kemudian diganti dengan keluarga baru yang harmonis dalam hubungan kekeluargaannya. Melihat keserakahan dan kesombongan para elite dalam mendidik anaknya membuat orang baru Lee Seu Lim itu ingin merubah hal tersebut karena dapat menghancurkan hati para anak-anak yang ada di perumahan tersebut. Berbagai upaya dilakukan mulai dari membongkar tragedi pembunuhan dirumah tersebut hingga melihat fakta ketidakbahagiaan anak-anak di perumahan.
 
Namun, perjalanan Lee Seu Lim tidak lah mudah, banyak pihak mulai dari Tutor privat itu sampai keluarga perumahan berusaha menghentikannya untuk menulis dan membongkar tragedi keluarga tersebut. Melalui beberapa konflik yang terjadi, pada akhirnya Lee Seu Lim berhasil merubah budaya buruk yang ada di perumahan tersebut dan membuat anak-anak mereka bahagia atas pilihan mereka dan tanpa paksaan atau tuntutan dari orang tua masing-masing. Pada akhirnya kehidupan keluarga diperumahan tersebut menjadi bahagia tanpa harus saling menyombongkan satu sama lain.
            Melalui film tersebut kita menyadari bahwa pendidikan bukanlah aspek yang dapat digunakan untuk menyombongkan diri terhadap status sosial orang tua terhadap satu sama lainnya. Hal tersebut justru membuat anak-anak harus bisa meraih nilai tinggi dengan segala cara. Seharusnya para orang tua mendidik dan mendukung penuh pendidikan anak mereka supaya dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing anak. Sehingga para orang tua tidak lagi harus memaksa ambisi mereka terhadap anaknya tetapi mendukung anaknya agar tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri dan menumbuhkan rasa harmonis dalam keluarga. Bagi saya film dengan 20 episode ini sangat bagus dan menjadi pelajaran bagi kita semua ketika kelak menjadi orang tua agar bisa mendidik anak sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Selamat menonton.

Penulis: Muhammad Dzikrullah

Travel and Culinary Blogger, Copywriter, and Arabic Teacher.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version