Skip to content
Jejak Panorama
Menu
  • TIPS
  • UMUM
  • WISATA KULINER
  • EDUKASI
  • EVENT
  • FIKSI
  • FILM
  • HOTEL
  • KAMPUS
  • OTOMOTIF
  • LIFESTYLE
  • SKINCARE
  • TEKNOLOGI
  • WISATA TEMPAT
Menu

Mengenal Desa Tenganan, Penduduk Asli Bali

Posted on 27 Juni 20211 Maret 2022 by Muhammad Dzikrullah

Mempelajari Pulau Bali, tidak pas rasanya jika belum mengenal lebih dekat tentang suku asli masyarakat Bali, yaitu Bali Aga. Apa yang membedakan Bali Aga ini dengan masyarakat hindu bali lainnya? Sepengetahuan saya masyarakat hindu di Bali berasal dari dua kelompok yaitu berasal dari keturunan Kerajaan Majapahit dan Bali Aga. Bali Aga sendiri merupakan masyarakat hindu asli Pulau Bali yang sejak dulu sudah didiami oleh leluhur mereka. Sedangkan masyarakat hindu keturunan majapahit merupakan masyarakat yang berasal dari kerajaan majapahit.

Desa Tenganan
sumber: wartabali

Pada postingan kali ini, saya akan menjelaskan tentang salah satu desa wisata Bali Aga yang ada di pulau Bali yaitu Desa Tenganan. Desa ini tidak hanya terkenal dengan adat kebudayaannya yang cukup berbeda dengan masyarakat hindu bali  pada umumnya. Masyarakat desa tenganan juga memiliki daya tertarik tersendiri baik dari segi kebudayaannya maupun spritualnya.

Lukisan Autentik Khas Mayarakat Desa Tenganan

Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Desa Tenganan adalah lukisan khasnya yang merupakan karya asli pelukis mayarakat desa. Lukisan tersebut berasal dari bambu, kemudian diukir dengan menggunakan alat sejenis silet. Kemudian untuk memberi warna, pelukis tersebut menggunakan kemiri bakar dengan cara menggosokkan kemiri tersebut kepada bambu yang akan diuki. Pelukis Desa Tenganan menuturkan bahwa menggunakan kemiri membuat warna lukisan menjadi hitam pekat dan tahan lama sehingga warna pada lukisan tersebut pun tidak mudah pudar.

Desa Tenganan
Sumber: womentalk

Bentuk-bentuk yang dilukis biasanya berupa gambar-gamabar peta pulau bali, tanaman, hewan ataupun dewa-dewa menurut kepercayaan umat hindu di Bali. Untuk harga lukisan pun beragam, tergantung darri tingkat kesulitan pembuatan lukisan tersebut. Penentuan harga tulisan juga ditentukan berdasarkan lama pengerjaan, yaitu mulai dari satu minggu hingga beberapa bulan masa pengerjaan. Harganya bisa saja mulai dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.

Kain Tenun Khas Desa Tenganan

Sama halnya dengan lukisan khas desa tenganan, tempat ini juga memiliki kain tenun khas masyarakat desa tenganan. Kain tenun ini biasanya dibuat oleh para wanita yang ada di desa. Sejak kecil anak-anak perempuan telah diajarkan bagaimana menenun kain khas desa ini supaya peninggalan ini bisa terus dilanjutkan hingga turun temurun. Bentuk dan jenis kainnya juga beragam, cantik dan memiliki nilai estetika yang tinggi.

Desa Tenganan
Sumber: radar bali

Kecantikan kain tersebut juga berdasarkan dari lama pengerjaan kain tersebut. Menurut penenun desa tenganan, lama pengerjaan ini bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan. Maka wajar saja harga kain tenun ini mampu mencapai ratusan ribu rupiah. Sesuai dengan keindahan dan kualitas kain tenun yang telah dibuat oleh penenenun desa Tenganan.

Ukiran khas Desa Tenganan

Keunikan dari Desa Wisata Tenganan ini adalah terdapat banyak relief-relief yang digantung secara rapi di rumah-rumah masyarakat. Rellief-relief itu pun memiliki bentuk dan corak yang beragam yaitu mulai dari ukiran-ukiran khas bali, topeng dan bentuk-bentuk lainnya. Relief-relief tersebut dipajang di dinding masing-masing rumah warga setempat sebagai ciri khas dari rumah-rumah di desa tersebut.

Desa Tenganan
dok. pribadi

Bangunan khas Desa Tenganan

Satu hal yang unik dari tempat ini adalah bangunan-bangunan yang ada di Desa Tenganan ini, terdapat beberapa bangunan yang seperti bale tersebut digunakan oleh warga setempat untuk melaksanakan upacara adat dan kegiatan-kegiatan masyarakat lainnya. Keunikan kebudayaan lainnya adalah, warga juga benar-benar menjaga keturunan mereka. Jadi, mereka pun hanya boleh menikah dengan keturunan mereka yang berasal dari desa tenganan. Dengan demikian garis keturunan mereka pun dapat turun temurun hingga beberapa generasi selanjutnya.

Desa Tenganan
dok. pribadi

Budaya Perang Pandan

Salah satu adat desa lainnya adalah menyame yaitu pertarungan yang dilakukan oleh para pemuda di desa tengananan. Masyarakat akan berkumpul dan menyaksikan para pemuda untuk saling bertarung dengan menggunakan alat khas seperti penangkis dan pemecut yang terbuat dari bahan alami. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas antar sesama masyarakat hindu di desa tenganan.

Desa Tenganan
Sumber: Idntimes

Sampai saat ini desa tenganan masih beraktivitas seperti biasanya. Karena telah menjadi desa wisata, maka tak sedikit wisatawan lokal ataupun asing yang mengunjungi destinasi wisata tersebut setiap harinya. Penduduk asli desa juga sangat menjaga keturunan mereka dengan cara menikahkan putra putri mereka dengan penduduk asli desa. Sehingga pertalian darah leluhur mereka bisa terjaga sampai beberapa generasi selanjutnya.

13 thoughts on “Mengenal Desa Tenganan, Penduduk Asli Bali”

  1. nurulrahma berkata:
    6 Juli 2021 pukul 2:04 pm

    seruuu banget jalan2 ke Baliii
    aku udah lamaaa banget ngga main ke bali, trakhir circa 2008 gitu.

    ya ampuun, pengin menikmati pulau indah ini
    semoga pandemi segera bubar

    Balas
  2. Maria Soemitro berkata:
    6 Juli 2021 pukul 5:28 pm

    saya suka tulisan wisata yang seperti ini, sangat bermakna dan menambah ilmu wawasan
    Dibanding tulisan yang sekadar selfie di tempat tujuan
    Karena jadi tahu betapa kayanya Indonesia ya?
    Jadi gak sabar nunggu pandemi reda dan terbang ke Bali ^^

    Balas
  3. Ika MS berkata:
    6 Juli 2021 pukul 5:35 pm

    Terpukau sama lukisannya. Sebagus itu, prosesnya pakai silet dan diwarnai pakai kemiri? Itu mesti harus teliti banget ya pengerjaannya. Bisa detail gitu sih ya hasilnya. Keren!

    Balas
  4. Aminnatul Widyana berkata:
    6 Juli 2021 pukul 10:55 pm

    Pulau Bali memang sangat terkenal dengan destinasi wisata yang beragam. Mulai dari wisata alam sampai wisata yang memamerkan adat istiadat daerah setempat ramai dikunjungi oleh orang. Seperti layaknya desa Tenganan ini. Sayangnya dimasa pandemi seperti sekarang, pariwisata sepertinya sedang lesu.

    Balas
  5. Vicky Laurentina berkata:
    7 Juli 2021 pukul 3:06 pm

    Saya sangka desa wisata di Bali cuma Desa Penglipuran aja. Ternyata ada desa lainnya ya.

    Kalau masuk Desa Tenganan ini, tiket masuknya berapa?

    Balas
  6. Mohammad Ridwan berkata:
    8 Juli 2021 pukul 6:28 pm

    Bermanfaat sekali informasinya kita jadi tau desa wisata siapa tau bisa diterapkan ditempat kita tinggal sehingga bisa bermanfaat untuk kemajuan bersama.

    Balas
  7. Ihwan KeluargaBiru berkata:
    11 Juli 2021 pukul 7:29 am

    Setiap suku di Indonesia punya tradisi bertarung yang unik ya, tradisi Menyame ini mengingatkan saya pada tradisi Peresean di Lombok yag kebetulan lokasinya tetanggan ama Bali. Bentuk alat tangkisnya beda, kalo di Lombok persegi panjang.

    Balas
  8. Reh Atemalem berkata:
    12 Juli 2021 pukul 3:01 pm

    Wahhh, belum pernah ke sini padahal udah beberapa kali ke Bali. Kalau main ke sana, diajaknya selalu ke Panglipuran. Semoga bisa mampir satu saat nanti ke Desa Bali Aga. Aminnnn..

    Balas
  9. lendyagassi berkata:
    13 Juli 2021 pukul 11:38 am

    Budaya Bali ini memang masih sangat kuat mengakar yaa..
    Suka sekali lihat Desa Tenganan seni dan budayanya juga masyarakatnya yang sangat menghargai leluhur.

    Balas
  10. Endah Kurnia Wirawati berkata:
    13 Juli 2021 pukul 11:52 am

    Selalu senang main-main ke desa, terutama yang penduduknya masih asli keturunan suku lokalnya. Banyak budaya dan kearifan lokal yang bisa dipelajari dari mereka. Tampaknya desa Tengenan ini akan jadi salah satu tujuan saya bila nanti berkunjung ke Bali lagi deh.

    Balas
  11. Sarieffe berkata:
    15 Juli 2021 pukul 2:09 am

    Jadi tahu adat istiadat desa Tenganan, unik dan beragam ya kekayaan budaya Indonesia. Aku baru tahu lho kalau warga Bali itu sebagian keturunan Hindu asli dan sebagian lagi dibawa Majapahit

    Balas
  12. Lita berkata:
    6 Agustus 2021 pukul 3:27 am

    bali itu menyenangkan bangt..budaya nyaa khas banget.. paling suka poto di bagian gapura yg unik di setiap bangunan rumahnya

    Balas
  13. Ping-balik: Berwisata ke Desa Penglipuran, Replika Bali Tempo Dulu - JEJAK PANORAMA

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tapak Jejak

Halo Semua! Selamat datang di jejakpanorama.com. Blog ini berisi tentang tempat-tempat yang pernah saya kunjungi, rekomendasi staycation, kuliner, dan berbagai informasi menarik lainnya.

Yuk dukung dan support saya jika konten atau tulisan saya bermanfaat ya!

Kamu bisa dukung saya di sini https://trakteer.id/dzik_jp/link

Terima kasih.

JEJAK POPULER

Contact us

Jika ingin bekerja sama, silahkan hubungi saya ke alamat email berikut:

dzikrulahmad11@gmail.com

Tempat saya berlangganan website murah dan mudah Klik di sini, konsultasi lebih lanjut dapat menghubungi saya melalui akun sosial media yang tertera

Temukan Kami

Alamat Email 

dzikrulahmad11@gmail.com

Sosial Media
Instagram : @jejak_panorama @dzik_jp
Twitter  : @jejakpanorama

Daftarkan diri anda ke afiliasi bersama Involve Asia Klik link ini

Jejak Trip

  • BALI
  • MALANG
  • LOMBOK
  • BLITAR
  • JEMBER
  • JEMBRANA
  • PACITAN
  • BANYUWANGI
  • JOGJAKARTA
  • BATU

Menu

  • Beranda
  • Tentang
  • SITEMAP
  • Kontak
  • Portofolio
Banner Bloggercrony
Order peyek kacang
YUK ORDER PEYEK KACANG DI SINI!
© 2023 JEJAK PANORAMA | Powered by Superbs Personal Blog theme
Go to mobile version