Mempelajari Pulau Bali, tidak pas rasanya jika belum mengenal lebih dekat tentang suku asli masyarakat Bali, yaitu Bali Aga. Apa yang membedakan Bali Aga ini dengan masyarakat hindu bali lainnya? Sepengetahuan saya masyarakat hindu di Bali berasal dari dua kelompok yaitu berasal dari keturunan Kerajaan Majapahit dan Bali Aga. Bali Aga sendiri merupakan masyarakat hindu asli Pulau Bali yang sejak dulu sudah didiami oleh leluhur mereka. Sedangkan masyarakat hindu keturunan majapahit merupakan masyarakat yang berasal dari kerajaan majapahit.
Pada postingan kali ini, saya akan menjelaskan tentang salah satu desa wisata Bali Aga yang ada di pulau Bali yaitu Desa Tenganan. Desa ini tidak hanya terkenal dengan adat kebudayaannya yang cukup berbeda dengan masyarakat hindu bali pada umumnya. Masyarakat desa tenganan juga memiliki daya tertarik tersendiri baik dari segi kebudayaannya maupun spritualnya.
Lukisan Autentik Khas Mayarakat Desa Tenganan
Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Desa Tenganan adalah lukisan khasnya yang merupakan karya asli pelukis mayarakat desa. Lukisan tersebut berasal dari bambu, kemudian diukir dengan menggunakan alat sejenis silet. Kemudian untuk memberi warna, pelukis tersebut menggunakan kemiri bakar dengan cara menggosokkan kemiri tersebut kepada bambu yang akan diuki. Pelukis Desa Tenganan menuturkan bahwa menggunakan kemiri membuat warna lukisan menjadi hitam pekat dan tahan lama sehingga warna pada lukisan tersebut pun tidak mudah pudar.
Bentuk-bentuk yang dilukis biasanya berupa gambar-gamabar peta pulau bali, tanaman, hewan ataupun dewa-dewa menurut kepercayaan umat hindu di Bali. Untuk harga lukisan pun beragam, tergantung darri tingkat kesulitan pembuatan lukisan tersebut. Penentuan harga tulisan juga ditentukan berdasarkan lama pengerjaan, yaitu mulai dari satu minggu hingga beberapa bulan masa pengerjaan. Harganya bisa saja mulai dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.
Kain Tenun Khas Desa Tenganan
Sama halnya dengan lukisan khas desa tenganan, tempat ini juga memiliki kain tenun khas masyarakat desa tenganan. Kain tenun ini biasanya dibuat oleh para wanita yang ada di desa. Sejak kecil anak-anak perempuan telah diajarkan bagaimana menenun kain khas desa ini supaya peninggalan ini bisa terus dilanjutkan hingga turun temurun. Bentuk dan jenis kainnya juga beragam, cantik dan memiliki nilai estetika yang tinggi.
Kecantikan kain tersebut juga berdasarkan dari lama pengerjaan kain tersebut. Menurut penenun desa tenganan, lama pengerjaan ini bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan. Maka wajar saja harga kain tenun ini mampu mencapai ratusan ribu rupiah. Sesuai dengan keindahan dan kualitas kain tenun yang telah dibuat oleh penenenun desa Tenganan.
Ukiran khas Desa Tenganan
Keunikan dari Desa Wisata Tenganan ini adalah terdapat banyak relief-relief yang digantung secara rapi di rumah-rumah masyarakat. Rellief-relief itu pun memiliki bentuk dan corak yang beragam yaitu mulai dari ukiran-ukiran khas bali, topeng dan bentuk-bentuk lainnya. Relief-relief tersebut dipajang di dinding masing-masing rumah warga setempat sebagai ciri khas dari rumah-rumah di desa tersebut.
Bangunan khas Desa Tenganan
Satu hal yang unik dari tempat ini adalah bangunan-bangunan yang ada di Desa Tenganan ini, terdapat beberapa bangunan yang seperti bale tersebut digunakan oleh warga setempat untuk melaksanakan upacara adat dan kegiatan-kegiatan masyarakat lainnya. Keunikan kebudayaan lainnya adalah, warga juga benar-benar menjaga keturunan mereka. Jadi, mereka pun hanya boleh menikah dengan keturunan mereka yang berasal dari desa tenganan. Dengan demikian garis keturunan mereka pun dapat turun temurun hingga beberapa generasi selanjutnya.
Budaya Perang Pandan
Salah satu adat desa lainnya adalah menyame yaitu pertarungan yang dilakukan oleh para pemuda di desa tengananan. Masyarakat akan berkumpul dan menyaksikan para pemuda untuk saling bertarung dengan menggunakan alat khas seperti penangkis dan pemecut yang terbuat dari bahan alami. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas antar sesama masyarakat hindu di desa tenganan.
Sampai saat ini desa tenganan masih beraktivitas seperti biasanya. Karena telah menjadi desa wisata, maka tak sedikit wisatawan lokal ataupun asing yang mengunjungi destinasi wisata tersebut setiap harinya. Penduduk asli desa juga sangat menjaga keturunan mereka dengan cara menikahkan putra putri mereka dengan penduduk asli desa. Sehingga pertalian darah leluhur mereka bisa terjaga sampai beberapa generasi selanjutnya.
seruuu banget jalan2 ke Baliii
aku udah lamaaa banget ngga main ke bali, trakhir circa 2008 gitu.
ya ampuun, pengin menikmati pulau indah ini
semoga pandemi segera bubar
saya suka tulisan wisata yang seperti ini, sangat bermakna dan menambah ilmu wawasan
Dibanding tulisan yang sekadar selfie di tempat tujuan
Karena jadi tahu betapa kayanya Indonesia ya?
Jadi gak sabar nunggu pandemi reda dan terbang ke Bali ^^
Terpukau sama lukisannya. Sebagus itu, prosesnya pakai silet dan diwarnai pakai kemiri? Itu mesti harus teliti banget ya pengerjaannya. Bisa detail gitu sih ya hasilnya. Keren!
Pulau Bali memang sangat terkenal dengan destinasi wisata yang beragam. Mulai dari wisata alam sampai wisata yang memamerkan adat istiadat daerah setempat ramai dikunjungi oleh orang. Seperti layaknya desa Tenganan ini. Sayangnya dimasa pandemi seperti sekarang, pariwisata sepertinya sedang lesu.
Saya sangka desa wisata di Bali cuma Desa Penglipuran aja. Ternyata ada desa lainnya ya.
Kalau masuk Desa Tenganan ini, tiket masuknya berapa?
Bermanfaat sekali informasinya kita jadi tau desa wisata siapa tau bisa diterapkan ditempat kita tinggal sehingga bisa bermanfaat untuk kemajuan bersama.
Setiap suku di Indonesia punya tradisi bertarung yang unik ya, tradisi Menyame ini mengingatkan saya pada tradisi Peresean di Lombok yag kebetulan lokasinya tetanggan ama Bali. Bentuk alat tangkisnya beda, kalo di Lombok persegi panjang.
Wahhh, belum pernah ke sini padahal udah beberapa kali ke Bali. Kalau main ke sana, diajaknya selalu ke Panglipuran. Semoga bisa mampir satu saat nanti ke Desa Bali Aga. Aminnnn..
Budaya Bali ini memang masih sangat kuat mengakar yaa..
Suka sekali lihat Desa Tenganan seni dan budayanya juga masyarakatnya yang sangat menghargai leluhur.
Selalu senang main-main ke desa, terutama yang penduduknya masih asli keturunan suku lokalnya. Banyak budaya dan kearifan lokal yang bisa dipelajari dari mereka. Tampaknya desa Tengenan ini akan jadi salah satu tujuan saya bila nanti berkunjung ke Bali lagi deh.
Jadi tahu adat istiadat desa Tenganan, unik dan beragam ya kekayaan budaya Indonesia. Aku baru tahu lho kalau warga Bali itu sebagian keturunan Hindu asli dan sebagian lagi dibawa Majapahit
bali itu menyenangkan bangt..budaya nyaa khas banget.. paling suka poto di bagian gapura yg unik di setiap bangunan rumahnya