Ku pejamkan mata
Kuarungi dunia kegelapan
Aku tak tau
Akankah kubuka mata ini
Aku tak tau
Jalan apa yang kupilih nanti
Aku tak mau ambil resiko
Kubuka mata perlahan-lahan
Terpancar percikan cahaya
Kututup mataku lagi
Ku tak sanggup membuka mataku
Betapa silaunya sinar itu
Ku tak tau, jalan apa yang akan kunpilih nanti
Manjadi orang baik
Atau justru sebaliknya
Aku mencobanya, dan aku ambil resikonya
Kuberjalan perlahan-lahan
Yap.. kudapatkan jalanku
Aku berlari..
Kuberlari secepat mungkin karna aku senang
Kuterus berlari
Hingga akhirnya kuterjatuh
Jatuh terprosok disanubari yang terdalam
Aku tersadar
Benar kata orang , penyesalan selalu datang terlambat
Ku mencoba lagi
Aku bangkit dari penderitaan ini
Ku terjatuh lagi
Aku tak takut
Aku tak akan putus asa
Semua resiko ini harus ku hadapi
Aku bangkit lagi
Aku berjalan tertatih-tatih kedepan
Suara rintihan ini adalah api
Api yang membara, tiada satupun yang dapat memadamkanya
Kuterus berjalan
Huuh, ini memang sulit
Tapi pada akhirnya
Akulah sang penakluk
Baca juga: Puisi: Negeri Seribu Dimensi
1 thought on “Puisi: Sang Penakluk”