A. Persiapan Pramengajar
Tepat pada tanggal 16 Juli 2018 mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). PP Nurul Hakim adalah sebuah yayasan yang didirikan pertama kali oleh Alm. TGH Abdul Karim pada tahun 1948 M. Yayasan ini menjadi sangat berkembang dengan khazanah ilmu keislamanya, sampai saat ini terdapat beberapa instansi yang dinaungi oleh yayasan Nurul Hakim yaitu Taman kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), SMK Plus, Program Pendidikan Khusus (KMMI), Ma’had ‘Aly, Insttitut Agama Islam Nurul Hakim. Kami melakukan PKL di MTs. Dakwah Islamiyah Nurul Hakim Putra dan Putri.
Sebelum kami melaksanakan pelaksanaan pembelajaran ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan yaitu pengenalan kegiatan dan adaptasi lingkungan sekolah hal ini meliputi mengetahui ruangan kelas dan beberapa fasilitas madrasah lainya. Disamping itu juga, mengetahui kebiasaan siswa madrasah ataupun program khusus yang dimiliki pihak madrasah dalam keseharianya. Setelah itu, penentuan guru pamong selaku guru pembimbing selama PKL berlansung dan berkonsultasi tentang pembelajaran bahasa arab di madrasah tersebut. Terlebih lagi kami juga harus menyiapkan materi ajar dan sumber referensi buku sebagai pedoman pembelajaran bahasa Arab. Sebelum pembelajaran dimualai, kami masuk ke kelas dan memerhatikan bagaimana guru pamong mengajar didalam kelas yang kemudian di lanjutkan oleh mahasiswa di minggu selanjutnya. Dan pada tahap akhir guru pamong membagikan kelas yang akan diajar dan mahasiswa membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pembelajaran.
B. Pelaksanaan Pengajaran
PKL yang kami laksanakan berlangsung selama 3 Minggu, saya mengajar di kelas VIII D, E dan F. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa metode yang digunakan untuk menyampaikan materi yang diajarkan. Buku pedoman yang digunakan pihak sekolah adalah Buku Fasih Berbahasa Arab Kelas VIII Kurikulum 2013. Hasil Pengamatan yang saya lakukan ketika mengajar adalah bahwa para siswa memiliki kemampuan maharah Istima’ dan kalam yang cukup baik, hal ini dapat diketahui ketika para siswa saling berkomunikasi menggunakan bahasa arab dengan siswa lainya, disamping itu juga para siswa mampu berperan aktif pada kegiatan berdiskusi di kelas. Namun, para siswa juga masih belum bisa dalam maharah qiraah dan kitabah, hal ini dapat di ketahui dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan para siswa ketika ujian tulis dan melakukan tes baca teks berbahasa arab. Maka dari itu, dengan masalah diatas maka saya melakukan pengajaran dengan menggunakan metode syam’iyyah Syafawiyyah (ucap-dengar) dalam pembelajaran mufrodat dan teks bahasa arab dan metode Qawa’id Tarjamah atau Taqlidiyyah dalam pembelajaran kaidah bahasa arab.
Metode audio lingual atau syam’iyyah syafawiyyah adalah kebiasaan. Suatu prilaku akan menjadi kebiasaan apabila dilakukan berulang-ulang. Oleh karena itu, pengajaran bahasa harus dilakukan berulang-ulang. Tujuan pengajaran dengan metode ini adalah penguasaan ernat kemahiran berbahasa secara secara seimbang dengan urutan penyajian kemahiran menyimak dan berbicara terlebih dahulu lalu kemahiran membaca dan menulis. Dalam metode ini penguasaan pola kalimat dilakukan dengan latihan-latihan pola dengan mengikuti urutan stimulus, respon dan penguatan.
Metode gramatikal terjemah atau qawa’id tarjamah adalah metode yang memiliki tujuan yaitu mampu membaca karya sastra dalam bahasa target dan lebih menekankan pada perkembangan kemahiran membaca, menulis, dan terjemah menggunakan bahasa asing. Sebelum memulai proses pembelajaran maka perlu diperhatikan komponen-komponen strategi Pembelajaran yaitu 1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan 2) Penyampaian Informasi 3) Partisipasi peserta didik 4) tes dan 5) kegiatan lanjutan.
Saya juga menggunakan media pembelajaran dalam proses pengajaran agar memudahkan para siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Media pembelajaran menurut Berlach dan Ely adalah media dalam proses pembelajaran cinderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media yang saya gunakan adalah melalui permainan bahasa, yel-yel dan jargon kebahasaan. Dalam pembelajaran mufrodat permainan yang digunakan adalah menebak makna mufrodat yang di ucapkan oleh guru secara acak. Kemudian pada saat penghafalan bulan-bulan masehi dan hijriah dalam bahasa arab, permainan yang diterapkan adalah saling beradu cepat hafalan dimana dua siswa maju ke depan saling bersahutan mengurutkan nama bulan masehi dan hijriah jika salah satu siswa melakukan kesalahan atau lupa maka siswa tersebut dianggap kalah dan yang kalah harus menggendong yang menang selama satu putaran.
Pada saat pembelajaran kaidah bahasa arab yaitu diharapkan para siswa mampu menghafalkan bilangan jam dan mampu menyusunya ke dalam kalimat sempurna. Maka permainan yang digunakan adalah menggunakan bola genggam yang di lemparkan ke siswa yang lainya dengan diiringi lagu, ketika lagu berkahir maka siswa yang terakhir mendapatkan bola harus menjawab dan menerjemahkan bilangan jam ke dalam bahasa arab.
Tes bahasa yang digunakan adalah tes tulis dan tes lisan, tes tulis dilakukan ketika para siswa harus menerjemahkan bilangan jam atau kalimat sederhana ke dalam bahasa arab. Tes lisan dilakukan secara tidak langsung pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu para siswa mampu mengartikan kosakata bahasa arab secara langsung dan mengurutkan bilangan bulan dan jam secara langsung sehingga dapat langsung di praktekan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Pasca Mengajar
Setelah tiga minggu kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa mampu mempraktekan apa yang sudah dipelajari di kelas. Para siswa mampu menyusun kalimat-kalimat sederhana yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Siswa juga mampu berperan aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. Melalui tes juga dapat diketahui bahwa kemampuan maharah qiraah dan kitabah masih lemah, hal ini dapat diketahui ketika pelaksanaan tes tulis, dimana para siswa mampu menerjemahkan kalimat yang ditentukan tetapi dalam penulisan masih banyak yang salah yaitu mulai dari salah pemilihan huruf dan kaidahnya. Media pembelajaran mampu berjalan dengan aktif dan memberikan efek positif kepada para siswa sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
Semua metode dan bahan ajar yang saya gunakan ditulis dalam Rancangan Pelaksanaan Pembeljaran (RPP) yang mana dikumpulkan kepada guru pamong sebagai bukti proses pembelajaran selama tiga minggu tersebut. Ustadz Mujahidin selaku guru pamong saya berkata dalam kegiatan pembelajaran bahasa arab kita tidak bisa memaksa mereka untuk menghafal dengan keras, disamping itu juga kita tidak bisa memaksa mereka untuk tidak bermain karena memang jiwa mereka yang masih anak-anak. Tapi seorang guru harus bisa membuat siswa menghafal tanpa kita paksa atau secara tidak langsung mereka menghafal apa yang kita ajarkan. Dan menjaidkan bermain mereka sebagai proses pembelajaran hal itu dapat kita lakukan dengan permainan bahasa. Terlebih lagi, seorang guru juga harus bisa membuat para siswa mengidolakan seorang guru, karena ketika mereka mengidolakan guru maka semua titik fokus hanya terjudu pada sang guru dan materi pun dapat diajarkan dengan mudah.
Referensi:
Aminuddin, 2014, “Media Pembelajaran Bahasa Arab” Al-Munzir Vol. 7, No. 2,
November, Hlm. 13-27
Diah Rahmawati As’ari,”Strategi dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab” hlm.
113-120
Nurbayan, Bayan.2008.Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung:Zein Al
Bayan.
www.nurulhakim.or.id/profile/sejarah/