Ketika benci menjadi fitrah naluri
Ketika dengki mendarah daging didalam hati
Pongaklah sudah gigi ibu pertiwi
Ketika mata tak sanggup melihat kenyataan
Ketika hati tak sanggup menerima kebenaran
Ketika perbedaan adalah alasan sebuah kehancuran
Air mata Ibu pertiwi pun kembali bercucuran
Wahai kau pecinta aksi,
jangan lukai kami dengam caci
Wahai kau penyanjung gengsi
Jangan bunuh kami dengan maki
Biarlah hubungan ini tetap suci
Kan Selalu terpatri di sanubari
Biarlah kami tetap meninggi
Karena kami pejuang toleransi
Biarlah hati ini berserah diri
Karena kami pecinta syurgawi
Biarlah kami menjadi saksi
Walaupun harus menempati bui
Ketika agama menjadi janji suci
Tapi hati tetap saling mengasihi
Ketika suku menjadi identitas diri
Tapi jiwa tetap menjunjung toleransi
Kita ada karena kita beda,
Kita beda karena kita berjuang bersama
Kita bersama karena kita Saudara
Kita Bersaudara karena kita Indonesia
1 thought on “Puisi: Negeri Seribu Dimensi”