Berikut ini cerpen yang berjudul Ketika Kita Menjadi Ikan oleh M. Dzikrullah. Ikan-ikan kecil beranekaragam warnanya berenang di sebuah toples plastik berukuran sedang. Jari telunjuk Bima sibuk menghitung ikan satu-persatu, sedangkan aku membersihkan kakiku yang penuh dengan lumpur di parit pinggir gubuk kecil tempat biasa kami bermain. “Tujuh belas” teriak Bima. “Wah! Banyak banget hasil…
Kategori: CERPEN
Cerpen: Komplotan Berinisial “M”
Jam bekerku berbunyi, memekakkan telinga siapa pun yang mendengarnya. Tapi tidak denganku, aku masih tertidur pulas. Entah kenapa aku tak terpengaruh sama sekali dengan bunyi alarm itu. Mungkin karena terbiasa tiap harinya menjadi lagu pengganggu tidurku. Berbeda dengan Asnan teman kamarku di asrama. “Harul! Matikan alarm itu sekarang juga, bangun! Ganggu…
Cerpen: Taman Cinta
Malam itu penuh dengan kesunyian, hembusan angin yang penuh akan kesedihan, langit pun diam membisu, tiada senyum sapa sang rembulan sedikitpun.. sungguh menyedihkan malam ini, aku terhanyut di kesunyian malam, seolah-olah malam menemaniku dikesendirianku. Jalan tampak sepi, hiruk pikuk kota metropolitan berhenti sejenak, tiada kebisingan dan keributan malam. Semua sunyi tiada seorangpun yang mengganggu,…
Cerpen: Metropolitan
Pernahkah kalian merasa ? Dikala senja menyapa, dikala mentari menyungging senyumnya dan ketika burung-burung berkicau dengan nyaringnya. Betapa indahnya bukan? Tentu .. tapi sayangnya tak pernah kurasakan hal seperti itu lagi, tak ada sapaan apapun disore hari, tak ada senyuman apapun dipagi hari, dan tak ada kicauan apapun di manapun aku berada. Yang ada hanyalah…
Cerpen: Cinta Suci Untuk Ukhty
Lantunan ayat cinta di ucapkan, menggetarkan hati stiap insan, menetesakan air mata keharuan, merasakan lezatnya iman, Fabi Ayyi alaairabbikuma Tukadziban ? maka nikmat tuhanmu yang manakah kau dustakan ? nikmatnya cinta, cinta yang bertasbih, bertasbih kepada tuhan, tuhan sang maha kasih, Sang maha cinta, mengasihi hambanya dengan berjuta-juta limpahan kasih,…
Cerpen: Rumah Idaman Sang Kakek
Kringg.. Kringg.. suara sepeda ontel melaju cepat, menandakan pengembaraan kami dimulai. Disebuah desa nan indah dipelosok Bali, ya Bali.Disini kampung melayu asli bali yang mayoritas muslim tapi menjadi minoritas di bali. Disinilah tempat kami tinggal, kami hidup berdampingan bersama yang lainya. Toleransi sangat dijunjung tinggi disini. Kami saling membantu, saling menolong satu…